A ROMANTIC DAY IN VILLA BALQUISE


"Romantic love is deeply embedded in the architecture and chemistry of the human brain... Why We Love." - Hellen Fisher





Sejujurnya saya bukanlah orang yang romantis. Lebih tepat saya adalah orang yang logis. Ketika pada akhirnya saya harus berlaku romantis pun, saya akan mencoba menggaungkannya lewat tulisan. Paparan detail bagaimana suatu kata 'romantis' itu saya terjemahkan dalam berbagai kata majemuk lainnya: peluk, tatap, sayang dan cinta. Romantis memang lebih mudah jika disarikan dalam masing-masing sifat penunjangnya. Bahkan jauh lebih mudah jika dicoba untuk mempraktekkannya. Cukup kecup, tanpa perlu berkata-kata.

Lalu bagaimana dengan Arsitektur sendiri? Sebelumnya saya tidak pernah melihat korelasi antara Arsitektur dengan ekspresi kelembutan ini. Kalau pun ada, biasanya setelah saya melakukan banyak wawancara ide dengan sang desainer. Disebut 'romantis' itu pun karena sang arsitek yang menyebutnya demikian. Yang akhirnya menuntut saya untuk merasakan sisi 'romantis' yang ingin ditampilkan. Mencoba merasakan, lebih tepatnya. Mencoba mengapresiasikan walau lebih sering nggak nyantol di hati.


- Reception Room - Dok. Pribadi

Namun, Villa Balquise adalah pengecualian. Setidaknya bagi saya. Saya merasakan apa itu yang disebut 'romantis' kala melihat, bahkan baru dari fotonya saja, melalui website. Yang selanjutnya menggerakkan hati untuk mencoba menengok langsung dan menikmati setiap sisi keramahannya. Palsukah? Hanya sekedar teknik foto marketingkah? Atau senyata yang saya harapkan?


- Reception Room - Dok. Pribadi

Berlokasi di Jimbaran yang merupakan salah satu jantung pariwisata Bali, Villa Balquise sejatinya hanya berupa resort kecil dengan jumlah kamar yang tidaklah banyak. Hanya berupa bangunan massa utuh memanjang pada site yang mencoba menawarkan konsep kamar yang berbeda-beda di setiap ruangnya. Massa bangunannya sendiri merupakan bangunan vintage tua yang dibangun di akhir tahun 60-an dan mengalami renovasi, khususnya interior, dari tahun ke tahun. Dikenal sebagai butik hotel, Villa Balquise dibangun diatas perkebunan kelapa tua yang luas yang kemudian menjadi suatu keuntungan tersendiri. Massanya yang panjang menyudut seolah dibingkai oleh taman berkonsep Bali dengan warna-warna hijau cerah dominannya dan dibiarkan terbuka membaur bersama alam. 




- Beberapa sudut taman - Dok. Pribadi

Di desain oleh Zoura Boukhari yang juga sekaligus owner dari karya menakjubkan ini. Melalui tangan dinginnya, Zoura yang berprofesi sebagai desainer baik interior dan arsitektur, mencoba menggabungkan dua unsur budaya yang berbeda: Bali dan Maroko. Inilah yang menjadi jargon utama sekaligus pembedanya dibanding pesaing lainnya. Villa Balquise bicara konsep ruang. Dan kesemuanya diterjemahkan secara berbeda-beda pula, baik itu dari seleksi furniturenya, ambience interiornya, tatanan lansekapnya hingga lightingnya.



- Reception Room, Night - Dok. Pribadi

Melalui Bali, Zoura terpesona pada kesehari-harian masyarakat Bali, yang menurutnya penuh dengan kreatifitas. Dari keindahan sarung Bali, keanggunan upacara mereka dan keharmonisan hidup bersama alam. Keunikan inilah yang menginspirasinya untuk mengonsep berbagai ruang dalam. Mulai dari Sutra, Sari India, bentukan bed, bentukan lampu, pemilihan wallpaper, karpet, hingga finishing lantai yang dibiarkan terkesan berumur. Semuanya adalah cara Zoura merepresentasikan unsur budaya gabungan Bali dan Maroko baginya untuk Villa Balquise. 



- Salah satu interior Deluxe Room  - Dok. Pribadi

Villa Balquise adalah salah satu contoh nyata bagaimana keromantisan bisa dinikmati dengan mata telanjang. Tidak perlu banyak usaha, sisi feminim yang ditampilkan akan mencoba merasuk tanpa pernah anda minta. Biarkan jelajah indera anda, dan tangkaplah setiap ide kelembutan nuansa ruangnya. Sekalipun ada kritik tentang detail yang belum sempurna, saran saya abaikan saja. Toh pada akhirnya kamar tidur ini jauh lebih apik dan menghangatkan tanpa perlu banyak komentar. Toh pada akhirnya Villa Balquise memenangkan sisi hati anda yang berteriak meminta kata 'romantis' tadi. Toh memandang jajaran foto setelah ini adalah menyenangkan, bukan?




- Beberapa sudut taman - Dok. Pribadi

Jadi terjawab sudah mengapa saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Semuanya kembali pada konsep ruang. Dan tentunya bagaimana konsep tersebut mampu berbicara jauh lebih nyaring dari sekedar tarikan desain pada umumnya. Villa Balquise cukup berani dalam mengambil keputusan. Berikan warna dominan merah, maka ia akan berdarah! Atur tata lighting dengan semakin redup, maka darah itu akan merekah! Kurangi cahaya luar dan biarkan semakin merekah, maka nikmatilah nuansa ruang yang tercipta setelahnya!



Romantiskah? Romantis versi saya. 
Seromantis film-film vampire kesukaan saya, tentunya!





Ziarah Arsitektur, Jimbaran, Bali, 2015

0 komentar:

Posting Komentar

 

Instagram Updates

Twitter Updates

Favorite Quote

Orang Boleh Pandai Setinggi Langit, Tapi Selama Tak Menulis, Dia Akan Hilang Di Dalam Masyarakat dan Dari Sejarah
-pramoedya ananta toer