BETC (BANTUL ELECTRONIC TRAINING CENTER)

Let us not say, every man is the architect of his own fortune. But let us say, every man is the architect of his own character. - George Broadman The Younger



Sudah sejak lama saya mendengar rumor ini: ada salah satu bangunan karya arsitek terkenal yang berdiri di selatan Yogyakarta. Namun sejak lama itu pula saya tak punya waktu untuk menengoknya. Ketika pada suatu hari saya bertekad untuk berkunjung, saya mendapati satu kenyataan lagi: bangunan apakah itu? Pertanyaan random singkat akhirnya saya lempar ke beberapa rekan arsitek senior. Beberapa diantaranya bahkan mengaku tidak tahu mengenai keberadaan karya ini! Bagi saya pribadi ini merupakan hal yang fatal dalam menambah kapasitas referensi desain. Bagaimana mungkin anda tidak tahu menahu mengenai salah satu karya yang dirancang oleh arsitek sekelas Andra Matin? Bahkan di kota anda sendiri?

Ya, bangunan yang akan anda lihat foto-foto nya di bawah ini adalah karya beliau, sang Andra Matin. Menarik bukan? Sekilas memang tidak ada yang istimewa. Hanya gedung dua lantai berlapis cat oranye, beratap kampung dan berselasar lebar. Kalau bukan karena material roster nya yang cukup khas, motor saya pastilah melaju kencang tanpa akan menghiraukan keberadaannya yang sangat dekat dengan jalan utama Imogiri.


- Detail roster - Dok. Pribadi

Kami sampai dilokasi tepat sore hari, pada Sabtu yang cerah. Memarkirkan motor dengan sedikit tak yakin, benarkah ini karya sang arsitek itu? Beberapa murid yang kami ajak bicara pun menunjukkan gelagat meragukan keberadaan karya ini. Yang mereka tahu, ini adalah gedung sekolah yang terkadang digunakan sebagai tempat untuk acara atau seminar. Yang mereka tahu, burung-burung sering terbang masuk melalui dinding yang terbuka dan meninggalkan jejak kotorannya dimana-mana. Yang mereka tahu, beberapa roster mulai lumutan, sehingga terkesan jorok. Yang mereka tahu, saat hujan datang, hawa di dalam kelas cukup dingin karena terlalu banyak angin yang masuk melalui lubang-lubang. Dan disaat terakhir sebelum mereka pulang, mereka menitip pesan untuk tidak membuat bangunan seperti ini lagi, terutama masalah kotoran burung. Haha!


- Welcome to BETC, diambil dari lantai dua gedung utama menghadap pintu masuk - Dok. Pribadi

Ditambah semua informasi dadakan barusan, saya semakin tergelitik untuk mengenal BETC lebih dalam. Hanya ada satu cara untuk memastikannya: kami harus tinggal, berdiam setidaknya beberapa jam, menjadi bagian dari tata massa bangunan dan membiarkan insting kami yang bekerja untuk menyadarinya.

Mari memulai dari informasi dasar. Secara keseluruhan BETC terdiri dari beberapa massa bangunan. Tidak sempat bertanya apa fungsinya masing-masing, namun hasil berkeliling singkat mampu merumuskan beberapa hal: 1 bangunan besar memanjang 2 lantai yang digunakan sebagai ruang kelas dan 2 bangunan pendukung 1 lantai di sisi timur dan barat site.


- Gedung utama sebagai ruang-ruang kelas - Dok. Pribadi

Sequence nya dimulai dari pintu masuk yang sengaja dibuat miring menyudut melalui desain tatanan arah konblok lansekap. Seolah diajak masuk menuju sudut mati, agar dibuat penasaran untuk menengok apa yang ada dibaliknya. Rupanya inilah rahasianya. Bangunan utama dua lantai sengaja di letakkan memblokir view dari luar, untuk menyimpan taman terbuka dibelakangnya. Teras-teras yang lebar dan luas seolah menjadi saksi betapa menyenangkannya interaksi yang akan terjalin diruang terbuka ini. Saya dapat membayangkan beberapa siswa berkumpul, berceloteh riang diatas selasar-selasar tersebut sambil menikmati hijaunya rumput ditengah bangunan.


- Taman terbuka ditengah bangunan utama - Dok. Pribadi

Saya berjalan ke arah barat dan berhenti di depan massa 1 lantai terpisah yang berdiri sendiri. Mencoba menebak-nebak apakah fungsi bangunan tersebut dan sampailah pada satu kesimpulan yang paling mendekati prinsip dasar kedekatan tatanan fungsi arsitektur: agaknya ini adalah kantin. Jika memang iya, maka tepatlah ia diletakkan pada site tersebut. Semua kegiatan proses belajar mengajar terfokus ditengah dan berakhir pada kantin yang terletak agak menyerong ke utara, yang juga masih cukup jauh letaknya dari pagar pintu masuk. Sederhananya, murid-murid diarahkan untuk berkegiatan di area taman dalam untuk memudahkan pemantauan.


- Massa 1 lantai sisi barat, agaknya ini adalah kantin - Dok. Pribadi

Lalu bagaimana dengan bangunan 1 lantai di sisi timur? Lagi-lagi saya hanya menebak fungsinya. Mari kita berikan predikat sebagai ruang seminar atau serbaguna saja. Karena menurut pengamatan saya fungsi ruang seminar atau serbaguna ini sudah sangat apik berada dekat dengan pintu masuk. Setidaknya tidak perlu mengganggu kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di dalamnya.


- Massa 1 lantai sisi timur, agaknya ini adalah ruang serbaguna - Dok. Pribadi

Cukup dengan sequence, saya beralih ke detil. Tentunya setiap karya arsitek mempunyai detil-detil mengagumkan yang selalu menarik untuk dipelajari. Roster oranye ini adalah yang paling menonjol. Keputusannya menggunakan roster menurut saya cukup tepat sebagai sebuah signature arsitektural: eye catching dan memanggil orang untuk datang mendekat. Selebihnya banyak hal baru menyenangkan seperti: keputusan sang arsitek menggunakan daun pintu berlapis anyaman bambu, keputusannya untuk tidak menggunakan plafond bahkan keputusannya untuk memberikan ruang terbuka antara balok latai dan penutup atap. Semuanya merupakan sesuatu yang menarik untuk dipelajari.


- Orange's Hanging Stairs - Dok. Pribadi


- Koridor pada ruang-ruang kelas - Dok. Pribadi


- Salah satu suasana di dalam ruang yang kebetulan tidak terkunci - Dok. Pribadi

Dan yang paling berkesan diantara semuanya adalah drama nuansa ruang. Percaya atau tidak, terkadang keputusan sang arsitek dalam memilih material atau penempatan bukaan maupun sequence tertentu, ada kaitannya dengan drama yang ingin diciptakan dari jalinan karya massa bangunan dan sumber alamiah setempat. Beruntunglah saya sempat menikmati beberapa moment drama tersebut!


- Cahaya sore matahari membias berlawanan dengan sudut naik tangga - Dok. Pribadi


- Percikan cahaya sore menambah kesan bold pada material lantai oranye - Dok. Pribadi

Jadi, tanyakan sekali lagi: apakah bangunan ini karya arsitek? Tentu saja Ya! Apakah ini karya Andra Matin? Hmm.. Ya! Apakah saya yakin? Well, saya memang belum banyak berjalan-jalan di karya-karya sekelas Andra Matin. Tapi saya cukup puas bisa berkesempatan berkunjung ke sini. Bisa berkesempatan berdialog dengan para user cilik pula, haha! Setidaknya bisa menambah referensi saya pribadi. Setidaknya saya mulai dapat membaca karakter desain sang Andra Matin walaupun tidak dengan wujud monumen mahal. Setidaknya bangunan ini didesain oleh seorang arsitek!

Apakah anda masih juga tidak yakin? Datang, mendekat dan pelajarilah sendiri. Lalu ungkapkan kepada saya, bagian manakah dari bangunan ini yang tidak cukup arsitektural untuk seorang Andra Matin.




Ziarah Arsitektur, Pleret, Imogiri, 2013 



7 komentar:

  1. Hmm...jadi pengen motret2 arsitektural lagi nh ...XD

    BalasHapus
  2. @MIDIAN.DQO Aseeekkk!!! mari diagendakan :) Mari sama2 belajar

    BalasHapus
  3. ngesearch betc, yg keluar blogmu yik,,ahahaha, penasaran ama pintu bambunya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuhuu! aseekk. kemon mas ziarah arsitektur bareng :)

      Hapus
  4. Ada karyanya Andra Matin di Balikpapan.. kediaman Roy nirwan bos Balikpapan ready mix.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah serius? Kalau kenal sama owner nya, boleh dong saya diajak motret disana. Bisa jadi bahan tulisan yang bagus nih!

      Hapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

 

Instagram Updates

Twitter Updates

Favorite Quote

Orang Boleh Pandai Setinggi Langit, Tapi Selama Tak Menulis, Dia Akan Hilang Di Dalam Masyarakat dan Dari Sejarah
-pramoedya ananta toer