"You cannot simply put something new into a place. You have to absorb what you see around you, what exists on the land, and then use that knowledge along with contemporary thinking to interpret what you see." – Tadao Ando
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiD1kvDHcBnqt9A_ca_Er85vaj0MJ3lkEBJKXRhT45fmSlrV40O1i6nbAUQPXzHp3DaO3-q-HPdBhv5jg0MwZGUKw3ALNyO-ym9zU8b-Vvo-RRGIBAL6_xliwcXO8CSnvSsT5f_8fzZ-dpw/s1600/IMG_6560.jpg)
Berita itu datang ketika saya sedang mendata tempat-tempat menarik apalagi yang patut kunjung. Seorang teman berceloteh ceria menceritakan kisahnya ke rumah yang belakangan saya sebut sebagai Galeri Bata. Letaknya jauh diluar kota sana. Namun sangat patut kunjung jika anda kebetulan menuju ke arah Borobudur. Bangunan merah menyala itu tepat dipintu masuknya sang Candi. Tidak ingin berusaha numpang nampang karena lokasi eksklusifnya, hanya saja keberadaannya melengkapi status anyar yang lagi-lagi baru saja saya sematkan: Magelang juga punya seni!
-Gapura Adi Citra Gallery- Dok. Pribadi
Warna dominan merah semakin mencolok kala saya datang pagi itu. Pak Agus sekeluarga menyambut kedatangan kami dengan hangat. Dibuka dengan sedikit celoteh perkenalan singkat mengenai profesinya yang seorang seniman rupa, Pak Agus tanpa sungkan menunjukkan album gambar hasil karyanya yang telah tersebar diberbagai belahan negara. Baik yang berupa pameran individu hingga yang berkolaborasi dengan beberapa arsitek terkenal. Baik yang ada di Changi International Airport Singapore, hingga yang menjadi langganan jaringan resort kawakan macam ST. Regis. Wow!
- Sample karya rupa - Dok. Pribadi
- Wall of fame - Dok. Pribadi
Belum puas kami berdecak kagum mendengar prestasinya, Beliau
mengajak kami untuk mengeksplorasi Galeri nya. Dan semakin wow ketika
mengetahui bahwa Galeri Bata di desain oleh Beliau sendiri. Seperti sebuah
paket komplit, pagi itu kami belajar banyak hal langsung dari sang
perancangnya. Konsepnya, materialnya, lekukannya, dialog ruangnya dan semuanya!
- Selamat datang di Galeri Bata - Dok. Pribadi
Galeri Bata adalah sebuah konsep galeri, awalnya. Bertujuan
memajang sample rupa milik Pak Agus, sekaligus menjadi studio mini bagi para
klien yang ingin mengenal dekat karyanya. Namun belakangan, Beliau akhirnya
menggunakan Galeri ini sebagai rumah tinggal. Hal ini menjadi perhatian yang cukup
menarik, mengingat layout awal desain ini adalah Galeri luas tanpa sekat. Pak
Agus menata furniture bawaan mereka menyesuaikan tata ruang yang sudah ada.
Hasilnya? Cukup apik dan pas tanpa berlebihan untuk sebuah rumah tinggal.
- Nuansa interior dan posisi perletakan furniture bawaan yang menyesuaikan layout - Dok. Pribadi
Bicara mengenai tata massa, secara garis besar bisa
dikatakan menyerupai huruf T sebagai layout denah dengan beberapa lekukan
disudut. Adapun setelah diamati, bentuk inillah yang paling sesuai dengan
kondisi site dan mampu memaksimalkan bukaan cahaya serta penghawaan alami dari
berbagai sisi.
- Teras belakang yang mampu memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan - Dok. Pribadi
Bentukan massa yang di apresiasikan melalui dinding miring
hingga pola-pola kusen, diambil dari konsep dasar klasik jawa: Lingga Yoni.
Perempuan dan Laki-laki. Pemilihan dasar ini untuk terapan pada massa adalah
bukan tanpa alasan. Pak Agus menginginkan Galeri miliknya seolah mewakili pasangan
yang ramah tamah menyambut para tamunya. Karena itulah Lingga diwakili dengan
lekukan dinding miring yang seolah menari dan diletakkan didepan untuk menjadi
point of interest yang menarik minat pengunjung pertama kali. Sedangkan Yoni
adalah sosok dinding-dinding tegak lurus yang menggambarkan kekokohan dan
ketegasan sang Galeri, namun tetap bersahabat menyambut tetamu yang
keramahannya diintepretasikan melalui aksen bukaan jendelanya yang cukup besar.
- Lekukan miring dinding sebagai apresiasi kelembutan Lingga - Dok. Pribadi
- Sudut dan masing-masing ekspresinya yang berbeda - Dok. Pribadi
- Salah satu kusen jendela yang cukup besar - Dok. Pribadi
Material bata pun dipilih untuk memperkuat ekspresi alaminya. Bata
yang digunakan adalah bata AT asli Magelang yang mempunyai tingkat kedetilan
ukuran yang cukup presisi dengan bahan terbaik. Seluruhnya disajikan secara
ekspos terbuka tanpa finishing semen. Hanya beberapa ruang interior disisi
depan dilamisi cat putih untuk menunjukkan zona ruang yang berbeda dengan yang
lainnya.
- Permainan perletakkan bata pada dinding - Dok. Pribadi
- Salah satu ruang bata dengan fin. putih - Dok. Pribadi
Taman terbuka hijau yang diletakkan didepan maupun belakang
bangunan seolah membingkai konsep alami sang bangunan secara keseluruhan. Beberapa
kolam ikan yang diletakkan menghadap ke taman menjadi nilai tambah yang mampu
membangkitkan nuansa kesejukan. Pas! Selain yang berada didalam rumah, di taman
inilah kita dapat menemukan sample karya Pak Agus yang diletakkan terbuka di
beberapa sudut taman. Semuanya menyebar menjadi satu bersama para tanaman
hijau. Apik!
- Kolam yang menghadap taman - Dok. Pribadi
- Sample karya rupa yang berbaur dengan tanaman hijau - Dok. Pribadi
- Sample karya rupa - Dok. Pribadi
Ketika tiba waktunya untuk pamit, Kami pulang dengan
mencatat pelajaran penting dibenak masing-masing. Merekam setiap nuansa ruang
dan bagaimana alami menjadi kata kunci yang pada akhirnya mampu diterapkan
didalam desain. Mematri setiap pesona material dan bertekad untuk lebih
mengeksplorasi apa yang sudah alam berikan bagi kita. Bukan eksplorasi dalam
hal yang berlebihan tentunya. Bukan pula yang bertentangan dan justru merusak
alam. Namun yang mampu bersinergi dengan tanah bumi ini. Yang mampu menghasilkan
karya berkualitas berkonsep matang dengan sesuatu yang lokal arif.
Seperti Galeri Bata. Seperti keramahan lekukannya.
0 komentar:
Posting Komentar